السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Titik Terang Media |
Manusia merupakan makhluk sosial, tak luput dari yang namanya interaksi, juga terdapat etika sebagai pengontrol atas setiap interaksi sosial yang dilakukan manusia, sehingga manusia bisa dikatakan berbeda dengan hewan.
Islam mengatur segala sesuatunya secara detail, bahkan mengenai menunaikan hajat pun ada keterangan dan tata caranya. Begitu juga dalam hal bertamu, terkadang manusia sering menyepelekan hal ini, padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak menyukainya; "siapa di situ?, Saya"
Tercantum dalam kitab Sahih Bukhari sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam hal tersebut, yakni:
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ ، قَالَ : سَمِعْتُ جَابِرًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ : أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَى أَبِي، فَدَقَقْتُ الْبَابَ، فَقَالَ : " مَنْ ذَا ؟ ". فَقُلْتُ : أَنَا. فَقَالَ : " أَنَا أَنَا ". كَأَنَّهُ كَرِهَهَا.
. البخاري : أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بَردِزبَة الجعفي البخاري
(194 H - 256 H : 62 tahun)
"Dari Muhammad ibn Al Munkadir, beliau berkata bahwa ia mendengar Jabir Radhiallahuanhu berkata: Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam perihal hutang ayahku, aku pun mengetuk pintu,
Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bertanya: Siapa di situ?,
Aku menjawab: Saya,
Lalu Rasulullah menyahuti: Saya, saya, seakan Rasulullah tidak suka jawaban tersebut".
Dalam Hadis tersebut, dijelaskan bahwa Rasulullah tidak menyukai jawaban "Saya" dari si tamu yang ditanya; "Siapa di sana?", jawaban yang demikian tidak memberi kejelasan apapun dan hanya meninggalkan tanda tanya besar pada si pemilik rumah.
Maka sangat perlu diketahui apa saja etika bertamu itu?
1. Mengucapkan salam, selain sebagai bentuk etika, salam juga merupakan sebuah doa, melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt dalam firman-Nya:
ٱدْخُلُوهَا بِسَلَٰمٍ ءَامِنِينَ
(Al Hijr:46)
(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman".
2. Mengetuk pintu, sebagai isyarat meminta izin kepada si empunya rumah, jangan menggedor!, jangan pula berteriak!. Jika sampai 3 kali tidak diizinkan maka berbaliklah dan pergi, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
(Abu Dawud: 233):
يَسْتَأْذِنُ أَحَدُكُمْ ثَلَاثًا، فَإِنْ أُذِنَ لَهُ وَإِلَّا فَلْيَرْجِعْ
"Meminta izin maksimal 3 kali, jika tidak diizinkan, maka pulanglah!"
3. Ketika ditanya "siapa di sana?", maka langsung memperkenalkan; memberi jawaban "nama", tidak jawaban "saya", atau dengan beberapa tambahan, seperti "saya, bapaknya si fulan".
4. Jangan bertamu lewat pintu belakang rumah, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang artinya:
"Bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung".
(Al Baqarah: 189).
Semoga kita selalu menjadi manusia yang selalu belajar menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Wallahu A'lam Bishawab
0 Komentar